1.
Pengertian
Pengembangan Karier Karyawan
Berikut
ini beberapa pendapat dari para ahli di bidang manajemen SDM:
a. Stone
(dalam Saydam, 2000: 553)
Pengembangan karier
karyawan adalah proses dan kegiatan mempersiapkan seorang karyawan untuk
menduduki jabatan dalam organisasi atau perusahaan, yang akan dilakukan di masa
mendatang. Dengan pengembangan tersebut tercakup pengertian bahwa perusahaan
atau manajer SDM tersebut telah menyusun perencanaan sebelumnya tentang
cara-cara yang perlu dilakukan untuk mengembangkan karier karyawan selama ia
bekerja.
b. Handoko
(2001:130)
Pengembangan karier
merupakan upaya-upaya pribadi seorang karyawan untuk mencapai suatu rencana
karier.
c. Nawawi
(1998:289) dan Samsudin (2006:140)
-
Pengembangan karier adalah suatu
rangkaian (urutan) posisi/jabatan yang ditempati seseorang selama masa
kehidupan tertentu.
-
Pengembangan karier adalah perubahan
nilai-nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi pada seseorang, karena dengan
penambahan/peningkatan usianya akan menjadi semakin matang.
-
Pengembangan karier adalah usaha yang
dilakukan secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan kepada peningkatan
dan penambahan kemampuan seorang pekerja.
d. Rivai
(2005:290)
Pengembangan karier
adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka
mencapai karier yang diinginkan.
e. Samsudin
(2006:141)
Pengembangan karier (career development) adalah suatu kondisi
yang menunjukanadanya peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi pada
jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.
f. Siagian
(2008:216)
Pengembangan karier
berarti seorang pegawai ingin terus berkarya dalam organisasi tempatnya bekerja
untuk jangka waktu yang lama sampai pensiun.
g. Leibovitz (dalam Syuhadhak, 2007:173)
Career
development is not a one-shot training program or career-planning workshop.
Rather, it is an ongoing organized and formalized effort that recognizes people
as a vital organizational resource.
2. Tujuan Pengembangan Karier Karyawan
Berkaitan
dengan bahasan tentang tujuan pengembangan karier pegawai tersebut, berikut ini
dikemukakan pendapat dari para ahli di bidang manajemen. Rivai (2005:290)
mengemukakan sebagai berikut.
“Tujuan
dari seluruh program pengembangan karier adalah untuk menyesuaikan antara
kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karier yang tersedia di
organisasi saat ini dan di masa yang akan datang. Karena itu, usaha pembentukan
system pengembangan karier yang dirancang secara baik akan dapat membantu
karyawan dalam menentukan kebutuhan karier mereka sendiri, dan menyesuaikan
antara kebutuhan karyawan dengan tujuan organisasi. Komitmem dalam program
pengembangan karier dapat menunda keusangan dari sumber daya manusia yang
memberatkan organisasi.”
Atas
uraian tersebut di atas, berikut dapat dikemukakan bahwa seorang pegawai
merupakan orang yang paling berkepentingan dalam proses kegiatan pengembangan
karier. Bila mereka (pegawai) memperlihatkan tampilan-tampilan dan sikap tidak
proaktif dalam pengembangan karier, mustahil mereka akan mendapat kesempatan
untuk pengembangan karier tersebut. Kecuali ada mukjizat tertentu yang berupa
nasib baik baginya. Pertama-tama mereka harus mempunyai kepedulian tinggi
tentang berbagai perkembangan organisasi tempat mereka bekerja dan mereka harus
banyak mencari informasi tentang apa yang didinginkan organisasi darinya.
Seorang pegawai yang ingin mendapat pengembangan karier harus mencari informasi
tentang:
Ø Pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan apa yang diperlukan organisasi darinya;
Ø System
promosi apa yang berlaku dalam organisasinya
Ø Bila
syarat harus mengikuti pelatihan, apakah pelatihan itu diadakan oleh
organisasi, atau yang bersangkutan sendiri yang mencari kesempatan itu
Ø Apakah
factor keberuntungan berperan atau tidak dalam pengembangan karier,
Ø Mana
yang lebih dominan dalam menentukan promosi, apakah prestasi kerja atau
senioritas.
Terkait dengan
pengembangan karier pegawai tersebut, terdapat asas the win-win situation yang
akan menciptakan kondisi yang seimbang antara pegawai dan organisasi dalam
menghadapi masa depan yang penuh dengan perubahan dan tantangan.terdapat
keyakinan bahwa kondisi seperti ini akan memberikan kesempatan bagi pegawai
untuk berpartisipasi dalam proses karier, khususnya untuk kepuasan dan
peningkatan pegawai. Performance
management, continous improvement and career semuanya membantu menciptakan
partisipasi di tempat kerja, yaitu pegawai mempunyai kesempatan berkontribusi
untuk tercapainya tujuan organisasi. Proses karier merupakan suatu kerangka
yang dibangun dalam upaya membantu pegawai, seperti: menggambarkan keahlian
secara jelas, nilai, tujuan karier serta kebutuhan untuk pengembangan;
merencanakan untuk mencapai tujuan karier; dan secara kontinu mengevaluasi,
merevisi, dan meningkatkan rancangan karier. Dengan demikian, membuka hubungan
komunikasi antara pegawai dengan manajemen organisasi merupakan tujuan utama
proses karier.
Untuk mencapai proses
karier yang baik, perlu diperhatikan prinsip-prinsip antara lain:
a. Pegawai
bertanggung jawab atas kariernya sendiri
b. Keahlian
pegawai didasarkan pada usaha perjuangannya sendiri
c. Perencanaan
karier dibuat secara sadar dan sukarela
d. Menggunakan
continuousimprovement untuk menumbuhkan pribadinya
e. Sukses
dijabarkan dengan baik oleh diri pegawai sendiri (Pfeffer, et al.2007:276).
Selanjutnya
Handoko (2001: 134) mengemukakan sebagai berikut:
“Tujuan
pengembangan karier pegawai adalah 1. Untuk menjamin para karyawan yang tidak
dipromosikan bahwa mereka masih bernilai dan akan dipertimbangkan untuk
promosi-promosi selanjutnya, bila mereka qualified; 2. Untuk menjelaskan
mengapa mereka tidak terpilih; 3. Untuk menunjukkan apa kegiatan-kegiatan
pengembangan karier yang harus diambil.”
Atas dasar uraian tersebut diatas, berikut dapat
dikemukakan bahwa yang paling mengetahuai tentang kelebihan maupun kelemahan
seorang pegawai adalah atasan langsung mereka. Hal ini dapat dipahami, karena
atasan tersebut selalu membimbing dan mengarahkan yang bersangkutan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Dalam pelaksanaan pekerjaan mereka, para atasan
langsung ini diharapkan selalu memberikan umpan balik kepada bawahannya,
tentang kelemahan serta kelebihan bawahannya. Dengan adanya umpan balik ini,
pegawai akan dapat mengubah dan meningkatkan prestasinya, yang pada waktu itu
diusulkan mendapat kesempatan promosi untuk masa mendatang. Dalam pengembangan
karier pegawai tersebut, bahwa seorang pegawai yang sudah menetapkan rencana
kariernya, perlu mengambil langkah-langkah tertentu dalam mewujudkan rencana
tersebut. Keberhasilan karier tidak lagi diartikan sebagai adanya penghargaan
institusional dengan meningkatnya kedudukan dalam hierarki formal yang sudah
ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma tradisional, pengembangan karier
sering dianggap sinonim dengan persiapan untuk mobilitras keatas.
Keberhasilan
karier tanpa batas, tidak diterima secara otomatis dan tidak bersifat linear.
Kunci untuk keberhasilan karier pada masa yang akan datang lebih dicerminkan
dari pengalaman hidup seseorang daripada posisi yang dimiliki/. Manajemen
karier yang ada dalam organisasi akan menjadi suatu kekuatan dalam upaya untuk
mendorong individu agar tumbuh dan merealisasikan potensinya secara penuh serta
mengembangkan kariernya. Manajemen karier dalam karier tanpa batas akan
dipergunakan oleh individu untuk meminimalkan ketidaksesuaian penempatan peran,
meningkatkan kompetensi, dan menempatkan individu dalam posisi kunci. Tujuan
manajemen karier ini akan tercapai apabila menghubungkan system tenaga kerja
dan system pasar kerja melalui system informasi manajemen.
Dalam
organisasi public maupun swasta, menunjukkan bahwa proses karier dalam suatu
organisasi merupakan proses yang sengaja diciptakan oleh organisasi yang
bersangkutan untuk membantu pegawai agar lebih meningkatkan kariernya.
Organisasi-organisasi yang berkualitas, akan selalu berupaya menciptakan
jenjang karier yang sesuai dengan kapasitas, kualitas dan dedikasi pegawai demi
kontribusi serta prestasi kerja yang prima. Setiap pegawai berhak dan
berkewajiban untuk sukses mencapai kariernya yang gemilang. Anggapan yang sudah
mapan dan nyata sering dijumpai dalam kehidupan masyarakat, bahwa seorang
pegawai akan berhasil atau sukses dalam kariernya bilamana pegawai tersebut
sudah menjadi atau menempati posisi pimpinan puncak suatu instansi public
maupun swasta.
Dengan
persepsi semacam ini, seorang pegawai mendapat pengakuan dan merasa dihargai,
dihormati baik di lingkungan kerja, keluarga maupun di masyarakat. Harkat,
martabat, dan status menjadi terangkat, serta menjadi sebuah suatu kebanggaan
tersendiri. Dengan demikian, karier adalah bagian penting dan akan berubah
secara dinamis atau terus-menerus terjadi dalam perjalanan dan kehidupan
pegawai yang bekerja. Dalam organisasi yang fleksibel dan dinamis, pengembangan
jenjang karier dan proses promosi tidak dilakukan secara vertical, tetapi lebih
sering horizontal, keahlian seorang pegawai dari jenjang akan dilihat dari
deskripsinya bukan dalam jabatan organisasi semata.
Dengan
dekian, manajemen dihadapkan pada suatu tantangan untuk menghadapi dan harus
mampu menangani karier pegawainya. Untuk itu perlu konsep proses karier dan
pengembangannya secara jelas, sistematis, dan terencana dengan baik.
Kompetensi
yang dibutuhkan oleh individu dalam struktur organisasi tradisional dan
organisasi network tidak dapat lagi untuk memenuhi tuntutan kompetensi dalam
organisasi cellular. Karier dalam organisasi cellular telah mengalami kemajuan
menuju karier tanpa batas (the boundaryless career) mengindikasikan adanya
kematian organizational career dan terbentuknya protean career. Protean career
merupakan karier yang sering mengalami perubahan, seiring dengan dua perubahan
yang terjadi, yaitu perubahan kepentingan, kemampuan, dan nilai seseorang, juga
perubahan lingkungan kerja itu sendiri (Noe, et al. 2000) dalam Pfeffer, et al.
(2007:256-257). Protean career adalah karier yang didorong oleh individu itu
sendiri (bukan oleh organisasi) dan akan disesuaikan oleh individu itu sendiri
dari waktu ke waktu sesuai perubahan lingkungan (Hall, 1996) dalam Pfeffer, et
al. (2007:256-257).
Tujuan
utama protean career berlawanan dengan tujuan organizational career.
Organizational career adalah kesuksesan psikologis, perasaan bangga, dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan-tujuan hidup yang paling penting, cita-cita,
kebahagiaan keluarga, kedamaian dalam diri atau sesuatu yang lainnya. Karier tanpa batas (the boundaryless career)
menuntut individu pegawai untuk mempergunakan leksikon dan manajemen karier
untuk mencapai keberhasilan karier. Leksikon karier tradisional akan
ditinggalkan untuk mengantisipasi dunia karier tanpa batas. Manajemen karier
akan mempergunakan system informasi manajemen untuk menghubungkan system tenaga
kerja dan system pasar kerja. Adapun bagaimana karier dalam organisasi
tradisional dapat dilihat pada table berikut ini:
Organization Structure
|
Career path
|
Key kompetencies
|
Responsibility For Career
Planning
|
Functional
|
Single Firm, within function
|
Technical
|
Functional
|
Divisional
|
Single Firm, across divisions
|
Technical Commersial
|
Department Divison, firm
|
Matrix
|
Single firm, across project
|
Technical Commercial
|
Department, project, firm
|
Selanjutnya, adalah karier dalam
organisasi jaringan. Bahwa komposisi domistik dan internasional telah menuntut
suatu organisasi yang dapat merespons ancaman dan kesempatan global. Entiotas
yang digerakkan oleh mekanisme pasar dinamakan network organizations (snow, et
al) dalam Pfeffer, et al. (2007: 258). Struktur network muncul untuk memenuhi
tuntutan tersebut. Efisiensi dan efektivitas merupakan sersuatu hal yang harus
dipenuhi oleh organisasi. Organisasi akan mempergunakan struktur network dengan memfokuskan pada hal-hal terbaik yang
dapat dilakukannya dan melakukan kontrak dengan organisasi lain untuk
memperoleh sumberdaya tambahan.
Kompetensi inti yang maksimal akan didapat oleh
organisasai network karena adanya hubungan eksternal dan internal untuk
melakukan kegiatan lain dalam rantai nilai. Organisasi kecil dan organisasi
besar akan merasakan keuntungan akibat adanya struktur network. Organisasi yang
kecil akan mempergunakan struktur network untuk melakukan swuatu kegiatan yang
tidak dapat dilakukan menurut ukuran sesungguhnya apabila ditangani sendiri.
Organisasi yang besar akan merasakan keuntungan dengan adanya penggabungan
kekuatan dengan partner spesialis yang lebih kecil untuk menciptakan organisasi
yang secara simultan responsive, biaya rendah, dan cepat dalam melakukan segala
tindakan.
Organisasi cellular, yaitu struktur organisasi yang
terdiri dari sel-sel yang dapat bertindak sendiri (unit-unit kegiatan yang
mempunyai otonom) seperti sebuah sel dalam organism yang memiliki semua fungsi
fundamental kehidupan (Allred, et al., 1996). Organisasi cellular akan
memberikan tanggung jawab secara penuh perkembangan kompetensi dan manajemen
karier pada individu.
Hal tersebut mengindikasikan adanya suatu pergeseran
menuju karier tanpa batas (the boundaryless career). Tidak ada norma atau model
yang dapat dipakai untuk mengevaluasi, merencanakan, meninjau ulang, dan
menganalisis dalam karier tanpa batas. Keberhasilan dalam karier tanpa batas
terletak pada individu itu sendiri. Sifat yang dituntut untuk seorang pemimpin
yang efektif dalam organisasi network akan diperkuat dalam organisasi
cellular.kompetensi yang dibutuhkan tidak hanya pada kemampuan teknis, dan
keahlian kolaborasi yang kuat, tetapi kepemimpinan dan self governance.
Dalam karier tanpa batas pada abad ke 21, memerlukan
suatu kompetensi yang berbeda. Kompetensi yang diperlukan untuk karier tanpa
batas pada abad ke 21 adalah pertama, knowledge-based technical specially.
Bahwa pengembangan karier individu di masa yang akan datang tidak ditentukan
oleh organisasi.
Pemahaman yang mendasar dari berbagai paradigm fungsi
lain dari pendekatan yang multidisiplin diperlukan dalam memecahkan masalah.
Pengalaman multicultural dan pengalaman internasional diperlukan dalam
mengelola organisasi cellular yang kecil dalam kegiatan internasional.
Organisasi cellular akan sangat bergantung pada kemampuan untuk berkolaborasi.
Kemampuan individu untuk berintegrasi dengan cepat kedalam lingkungan tim (baik
sebagai pemimpin ataupun anggota) penting bagi keberhasilan tim, karena anggota
tim dapat terdiri dari anggota yang permanen dan sementara.
Karier akan fleksibel bagi individu yang memilih bekerja
sebagai professional yang independen. Organisasi semakin menekankan pada system
karier yang fleksibel untuk mendorong perkembangan individu dan proses
pembelajaran melalui perubahan pengalaman kerja, melaksanakan tugas di bawah
pengawasan pimpinan yang berbeda dan melalui proyek khusus (Walker,1988)
Pengembangan karier perlu menekankan pada proses
pembelajaran secara terus menerus (Blackburn dan Rosen, 1993). Sifat-sifat
personal akan memegang peranan penting dalam pengembangan profesional.
Fleksibilitas merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pimpinan. Di masa
depan, karena otonomi yang dimiliki individu akibat adanya pergeseran dari
organisasi yang bersifat birokratis ke cellular. Selain itu, integritas dan
kepercayaan merupakan sifat personal yang penting dalam lingkungan kerja yang
semakin kolaboratif. Selanjutnya, bagaimana mensiasati akibat perubahan struktur
organisasi. Dalam kaitan ini yaitu dalam perubahan struktur organisasi, dapat
memberikan dampak adanya berbagai perubahan yang terjadi dalam organisasi.
Sedangkan
dalam leksikon karier tanpa batas (the boundaryless career), individu pegawai
dapat mempergunakan kesempatan yang ada untuk meraih keberhasilan karier,
setelah mengetahui kompetensi yang dibutuhkan pada karier tanpa batas. Namun,
adanya pergeseran dari karier terbatas menuju karier tanpa batas menghadapkan
individu pada suatu masalah di luar pengalaman yang telah dimiliki.
Pengembangan karier tanpa batas telah menuntut perlunya leksikon yang dapat
dipergunakan untuk melakukan evaluasi, perencanaan, peninjauan ulang, dan
analisis karier tanpa batas. Leksikon karier tradisional perlu ditinggalkan untuk
mengantisipasi dunia karier tanpa batas, yaitu adaptasi terhadap kemungkinan
yang akan muncul merupakan hal yang mendesak.
3. Manfaat Pengembangan
Karier Karyawan
Menurut Saydam (2000:555) mengemukakan
manfaat pengembangan karier karyawan bagi karyawan yang bersangkutan maupun
bagi organisasi, yaitu sebagai berikut:
1) Mendorong
karyawan untuk mengembangkan diri dan kemampuannya
2) Menambah
rasa kepedulian yang tinggi terhadap organisasi
3) Mencegah
terjadinya keresahan di kalangan karyawan yang selama ini kurang diperhatikan
4) Mengurangi
karyawan yang meninggalkan organisasi
5) Mengisi
lowongan yang tersedia, akibat karyawan yang mutasi atau promosi
6) Mengoptimalkan
penggunaan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan karyawan, sesuai dengan
potensi yang bersangkutan.
Berikut ini penjelasan yang lebih rinci
lagi mengenai setiap point manfaat pengembangan karier karyawan. Pertama, upaya
dalam mendorong para karyawan untuk mengembangkan diri dan kemampuannya
mencakup beberapa hal, yakni:
a. Meningkatkan
kemampuan manajerial dalam memikul tanggung jawab yang lebih besar
b. Untuk
meningkatkan berbagai kemampuan teknis secara lebih mendalam
c. Keinginan
untuk memperoleh adanya jaminan dan kestabilan dalam pekerjaan
d. Keinginan
berbuat sesuatu yang lebih besar dalam kehidupan kekaryaannya
e. Keinginan
untuk bekerja lebih mandiri, sehingga lebih berkesempatan mengembangkan potensi
diri
Manfaat
kedua terkait dengan hal-hal berikut ini:
a. Keinginan
mengembangkan diri sendiri sesuai kemampuan intelektual yang mereka miliki
b. Agar
memperoleh tingkat konpensasi yang lebih besar dari biasa
c. Keinginan
untuk mendapatkan kebebasan dalam pekerjaan
d. Keinginan
untuk ada jaminan keselamatan dalam pekerjaan
e. Keinginan
mengejar prestasi dinas dalam bekerja
Manfaat ketiga mencakup
perasaan puas dalam pengembangan karier dan rasa puas dalam bekerja berbeda
untuk setiap orang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keinginan yang
bersngkutan.
Manfaat yang keempat
terkait dengan perlunya dikemukakan bahwa pengembangan pegawai adalah termasuk
minat pegawai yang merupakan tugas kewajiban atasan pegawai yang bersangkutan.
Manfaat yang kelima
terkait dengan pengembangan karier yang tidak berarti hanya melalui promosi
saja, atau peningkatan kedudukan seorang pegawai dari yang rendah ke tingkat
yang lebih tinggi. Tetapi sesuatu perubahan yang diinginkan pegawai, dan kalau
dapat perubahan itu berupa kemajuan yang bersifat vertikal. Bersifat vertikal
berarti mengubah status atau eselon yang bersangkutan.
Manfaat yang keenam adalah pengembangan
karier ke depan tidak semata-mata ditentukan oleh organisasi. Akan tetapi dapat
mempergunakan spesialisasi dalam bidang teknis dan kemampuan di bidang
teknologi informasi.
Menurut Martoyo (1994:82) manfaat
pengembangan karier adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan
kemampuan karyawan. Dengan pengembangan karier melalui pendidikan dan
pelatihan, akan lebih meningkat kemampuan intelektual maupun keterampilan
karyawan yang dapat disumbangkan kepada organisasi.
b. Meningkatnya
suplai karyawan yang berkemampuan. Jumlah karyawan yang lebih tinggi
kemampuannya dari sebelumnya akan menjadi bertambah, sehingga memudahkan pihak
pimpinan untuk menempatkan dalam job
yang lebih tepat. Dengan demikian, suplai karyawan yang berkemampuan bertambah
dan jelas akan dapat menguntungkan organisasi.
Berdasarkan uraian
tersebut di atas, berikut dikemukakan bahwa meningkatnya kemampuan (ability) atau pengetahuan (knowledge), merupakan karakter
kompetensi yang merupakan kepemilikan informasi yang dikuasai seseorang dalam
kaitannya dengan bidang pekerjaan tertentu. Pengetahuan mampu memprediksi apa
yang mampu dilakukan seseorang, bukan apa yang akan dilakukan.
Tes pengetahuan juga
sangat tergantung pada situasi responden. Tes tersebut mengukur kemampuan
memilih alternatif pilihan, yang merupakan respon yang benar, dan bukan untuk
mengukur apakah seseorang dapat bereaksi sesuai dengan pengetahuan dasarnya. Mengetahui
sesuatu yang benar tidaklah menjamin akan melakukan yang benar, keterampilan
sebagai karakter kompetensi yang merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas
mental atau fisik tertentu. Kompetensi keterampilan mental atau kognitif
meliputi pemikiran analitis (memproses pengetahuan atau data, menentukan sebab
dan pengaruh, mengorganisasi data dan rencana) serta pemikiran konseptual (pengenalan
pola data yang kompleks)
Terkait dengan manfaat
pengembangan karier pegawai, hal tersebut menunjukkan bahwa pimpinan dalam
suatu organisasi harus membuat mampu (enabling)
berarti memastikan bahwa staf kita mempunyai segala sumber daya (waktu,
personel, uang, dll) yang mereka perlukan untuk dapat diberdayakan secara
penuh.
Pimpinan dengan keterampilan ini akan
berusaha memastikan bahwa staf juga cukup mempunyai kepercayaan diri untuk
mengahadapi tuntutan-tuntutan baru organisasi. Proses dan pengembangan karier
harus dapat memberikan kepastian kepada pegawai lebih transparan dan terjamin
serta dapat menumbuhkandan mengembangkan semua kemampuan intelektual,wawasan,
motivasi dan dedikasi pegawai pada posisi pekejaan yang diemban.
Menurut Nawawi (1998:291) tujuan
pengambangan karier adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan efektivitas
pelaksanaan pekerjaan oleh para pekerja, agar semakin mampu memberikan
kontribusi terbaik dalam mewujudkan tujuan organisasi. pelaksanaan pekerjaan
yang semakin baik dan meningkat itu berpengaruh langsung pada peluang bagi
seorang pekerja untuk memperoleh posisi/jabatan yang diharapkan atau
dicita-citakannya.
Salah satu tugas
penting manajemen adalah pendayagunaan pegawai agar mampu bekerja secara
optimal demi tercapainya tujuan organisasi. Manusia akan mampu bekerja dengan
baik bilamana SDM tersebut ditempatkan pada posisi dan jabatan yang sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Proses perencanaan sistem karier diawali dengan
perencanaan jalur karier (career path)
kemudian dilanjutkan dengan perencanaan kaderisasi. Jalur karier merupakan
jalur yang menghubungkan satu posisi dengan posisi lainnya. Jalur karier di
suatu organisasi pada dasarnya diterapkan berdasarkan hubungan-hubungan logis
antara jabatan-jabatan yang ada, dilihat dari isi tugas-tugas yang dijalankan,
hierarki posisi di dalam struktur organisasi dan jenis tugas.
Manfaat pengembangan karier menurut Pfeffer,
et al (2007:283) adalah sebagai
berikut:
1. Bagi
karyawan yaitu:
a. Mengembangkan
potensi kemampuan dan keterampilannya
b. Mengetahui
jalur pengembangan karier karyawan dalam organisasi
c. Mendapat
pelatihan yang sesuai dengan arah pengembangan kariernya
2. Bagi
organisasi yaitu:
a. Mengendalikan
tingkat keluar masuk pegawai (turn over)
b. Membantu
terlaksananya program kaderisasi
c. Mengetahui
dan mengantisipasi keinginan dan bakat tenaga kerja
d. Mengetahui
sejak awal tenaga kerja yang kurang/tidak terampil, juga yang tidak produktif,
sehingga dapat diambil tindakan segera.
Secara umum pemanfaatan rumusan jalur
karier dan program kaderisasi diusulkan untuk dilakukan dengan perhatian khusus
terhadap beberapa hal, yaitu bahwa jalur karier dan program kaderisasi
hendaknya di perlakukan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Keputusan
tersebut perlu ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai masukan lain seperti
kebijakan pimpinan, strategi organisasi dan sebagainya. Rancangan jalur karier
dan kaderisasi ini erat sekali kaitannya dengan sistem pengelolaan sumber daya
manusia, performance appraisal,
sistem imbalan, kultur organisasi, dll.
Kebutuhan dan keinginan berubah pada
para pegawai adalah sejalan dengan tahapan-tahapan karier, yang menurut
Ivancevich terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
1. Establishment
yaitu proses magang.
2.
Advancement
yaitu pegawai mulai menjadi independent
contributor dan mengerjakan pekerjaannya sendiri, serta hanya memperoleh
sedikit bimbingan. Hal tersebut berhubungan dengan achievement, esteem dan autonomy.
3. Maintenance Phase
yaitu upaya untuk mempertahankan kemajuan karier yang sudah dicapainya.
4. Strategic Thinking
yaitu untuk mempertajam arah organisasi dan perencanaan strategis jangka
panjang. peran pegawai disini adalah sebagai manajer, entreupreneur dan idea
generator. Aktivitas utamanya adalah mengidentifikasi dan mensponsori karier
pejabat-pejabat penggantinya dan berinteraksi dengan pejabat-pejabat penting
dari luar organisasinya.
5. Retirement yaitu
pegawai telah menyelesaikan kariernya
dan mungkin akan dilanjutkan untuk berkarier pada sektor lain.
1 comment:
Terima kasih atas ilmunya! Semoga bisa bermanfaat untuk orang lain :)
Post a Comment